Tasyakuran Kelas IX Tahun 2020

Tasyakuran Tahun 2020 Tahfidz Qur'an 2 Juz sampai dengan 8 Juz.

Poto Kepala dan Wakil Kepala Madrasah

Kebersamaan dalam menjalankan roda kepemimpinan untuk kemajuan anak bangsa

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sabtu, 09 Oktober 2021

MOGT

 


                                                                    Erdiwar

Setelah  kegiatan perlombaan RIAB VII dilaksanakan, para Pembina/pendamping melaporkan kegiatan yang sudah diikuti. Pendamping mengatakan kepada saya sebagai kepala madrasah, kali ini kita hanya bisa membawa pulang juara III  yaitu cabang badminton ganda putra. Sedangkan cabang yang lain kita belum beruntung, saya mengatakan kepada para pendamping tidak masalah yang penting kita sudah mencoba. Kemudian saya mengatakan kepada pendamping bapak/ibu tentu sudah melihat dan merekam apa yang sudah bapak/ibu saksikan, dan bagaimana bentuk kegiatan yang dilaksanakan di Ruhul Islam Anak Bangsa tersebut. Bagaimana kalau kita adopsi kegiatan Riab tersebut kita laksanakan di madrasah kita.

Para pembimbing mengatakan insya Allah pak kami siap bila kita adopsi kegiatan di Riab kita laksanakan di tempat kita. Para pembimbing sangat antusias bila kegiatan yang sama bisa dilaksanakan di madrasah, sebagai ajang mencari bakat. Baik bapak/ibu kita adakan rapat terlebih dahulu dengan warga madrasah yang lain, sehingga apa saja cabang perlombaan yang akan kita laksanakan. Keesokan harinya kami mengadakan rapat, dalam rapat tersebut saya tawarkan kepada anggota rapat kita akan mengadakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan madrasah kita ke masyarakat dengan program-program madrasah yang lebih jitu. Sehingga kedepannya madrasah kita akan lebih di kenal di masyarakat, dan ini akan menjadi modal kita untuk meningkatkan aktivitas, daya dorong untuk lebih bersaing kedepannya.

Salah satu anggota rapat mengatakan kira-kira kegiatan  apa yang akan kita laksanakan, dan bagaimana bentuk kegiatan tersebut. Saya menjelaskan kegiatan yang akan  dilaksanakan, yaitu berupa pencarian bakat siswa tingkat SD/MI atau tingkat SMP/MTs. Kemudian saya tawarkan cabang-cabang yang akan dilaksanakan pada kegiatan tersebut. Diantaranya adalah cabang Tahfidz, Tilawah, Cerdas Cermat, Pidato Bahasa Arab, Pidato bahasa Indonesia, Kaligarafi, Rapai Geleng, Singer Song, Badminton (single dan double). Mendengar cabang-cabang yang diperlombakan semua anggota rapat semuanya terdiam, karena sangat banyak sekali cabang yang akan dilaksanakan. Apalagi kegiatan tersebut dua tingkatan yaitu SD/MI dan SMP/MTs, peserta rapat tidak bisa berkata apa-apa. Karena kegiatan tersebut sangat besar dan belum pernah dilaksanakan sebelumnya, sehingga mereka berpikir akan sulit dilaksanakan.

Setelah diam sejenak waka kesiswaan berbicara, bapak mohon maaf kalau saya lancang kegiatan ini memang terasa berat dan sangat berat untuk dijalankan, namun kita akan mencoba dengan satu tingkatan saja yaitu tingkat SD/MI saja. Apabila kegiatan ini sukses kita laksanakan kali ini tahun depannya akan di kita laksanakan seperti apa yang telah bapak utarakan tadi. Dan kami mohon arahan dan bimbingan dari bapak bagaimana cara pelaksanaannya, sehingga kegaiatan kita nantinya akan mudah dan sukses.

Saya mengatakan bahwa kegiatan ini bagi saya biasa saja, karena untuk mengangkat madrasah kita supaya lebih di kenal kegiatannya harus besar. Karena madrasah kita sudah dikenal semenjak dulu, kalau hanya kegiatan kecil kita laksanakan maka tidak berarti apa-apa untuk memperoleh perubahan secara signifikan. Baik bapak/ibu sekalian tawaran yang diajukan oleh waka kesiswaan akan kita pertimbangkan, bagaimana dengan yang lainnya. Ada yang menjawab kami sepakat dengan waka kesiswaan kita jalankan seperti ini yang disarankan oleh waka kesiswaan pak, bila berhasil dan sukses kedepannya kita buat yang lebih meriah lagi.

Kalau begitu perlombaan sebanyak sembilan cabang, sebelumnya  terlebih dahulu bentuk kepanitiaan, supaya cabang perlombaan ada yang mengkoordinir. Setelah di bagi panitia percabang, tiap cabang hanya bisa di koordinir oleh satu atau dua orang saja, sedangkan anggotanya belum ada. Hanya bidang cerdas cermat yang ada anggota panitianya, ini disebabkan jumlah guru dan pegawai tidak sesuai dengan cabang perlombaan. Kemudian saya melanjutkan rapatnya, supaya kita ada yang membantu di lapangan maka kita libatkan para siswa terutama anggota OSIM. Kalau begitu pak rapat kita tunda dulu sambil kita buat kepanitiaan dari anggota OSIM, baik bapak/ibu sebaiknya  rapat kita tunda. Karena hari pun sudah sore, sebelum kita akhir kira-kira kapan bisa kita ambil waktu untuk rapat lanjutan. Mereka menjawab dua hari kedepannya, jangan lupa anggota OSIM mewakili saja libatkan mereka dalam rapat berikutnya.

Dua hari kemudian kami membuat rapat lanjutan, kali ini yang kami bahas adalah tata cara pelaksanaan dan nama kegiatan. Setelah semua sudah berhadir rapat kami mulai, saya mengatakan kepada para koordinator dan anggota masing-masing cabang. Dalam pelaksanaan nanti setiap koordinator dan anggotanya tidak boleh campur tangan cabang lainnya. Bapak/ibu fokus pada bidang masing-masing dan tidak boleh mengomentari bidang lain baik kejelekan dan kabaikan cabang lain. Kerjakan pekerjaan bidang atau cabang masing-masing, insya Allah bapak/ibu pasti bisa. Setelah kegiatan berlangsung setiap harinya akan kita evaluasi, kekurangan, kelebihan, dan hambatan yang dialami setiap cabangnya.

Setelah semua panitia paham yang saya sampaikan, dilanjutkan dengan pemberian nama kegiatan yang akan dilaksanakan. Kemudian saya lempar lagi ke forum rapat nama kegiatan, semua anggota rapat saling mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Namun belum ada yang sesuai dan cocok mengenai nama kegiatan tersebut. Di saat kegalauan anggota rapat, salah seorang siswa mengacungkan tangan seraya berkata maaf pak apa boleh kami ikut memberikan nama kegiatan kita nantinya pak. Dipersilakan nak kita semua di sini berhak mengungkapkan argumentasi, solusi, mengeluarkan pendapat dan lain-lain. Terima kasih pak,kami dari anggota OSIM mengusulkan nama kegiatan kita yaitu Gots Talents (mencari bakat).

Semua anggota rapat terbuka wawasan,pengetahuan tentang pencarian bakat. Sehingga karena ini berkenaan dengan bahasa maka kami memberikan kesempatan kepada guru bahasa inggris untuk membuat kata yang sesuai dengan pencarian bakat. Akhirnya di ambil kesimpulan nama kegiatan adalah MTsN One’s Gots Talents di singkat MOGT. Ini merupakan sebuah nama yang sangat pantas dan bagus untuk pencarian bakat, sampai sekarang nama tersebut sudah pameliar bagi siswa dan masyarakat.

Panitia terus bekerja dengan penuh semangat tanpa lelah baik para guru, pegawai, dan peserta didik bahu membahu bekerja siang dan malam. Karena waktu untuk persiapan hanya satu bulan. Mulai dari membuat brosur, alat-alat cerdas cermat, soal, podium tahfidz, podium tilawah, membagikan brosur undangan ke SD/MI se-Kabupaten Aceh Barat Daya. Dilanjutkan dengan pembuatan proposal,menbagikan proposal ke donator yang dianggap bisa membantu kegiatan tersebut. Dan juga tidak lupa memanggil komite,orang tua wali dari peserta didik untuk memberitahukan kegiatan tersebut. Alhamdulillah sambutan dari komite dan orang tua peserta didik sangat antusian dan setuju kegiatan tersebut dilaksanakan. Karena selama ini belum pernah ada kegiatan mencari bakat di buat oleh sekolah/madarah lain.

Dukungan yang diberikan oleh komite, orang tua peserta didik memotivasi kami warga madrasah untuk berbuat lebih giat  semaksimal mungkin dalam mensukseskan kegiatan MOGT tersebut. Harapan para komite dan orang tua semoga MTsN 1 Aceh Barat Daya lebih maju kedepannya. Pada kesempatan tersebut juga komite, dan orang tua mengatakan apa yang bisa kami bantu, dan berapa dana yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut. Saya mengatakan bahwa yang pertama do’a dari bapak/ibu para komite dan orang tua yang sangat kami butuhkan. Kedua makan dan kue selama pelaksanaan kegiatan, ketiga dana yang dibutuhkan kegiatan MOGT Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah).

Dengan izin Allah kami akan membantu madrasah walaupun tidak sampai target yang diinginkan, nanti kita cari donatur yang bisa membantu kegiatan tersebut. Saya selaku kepala madrasah minta terima kasih atas dukungan komite, dan orang tua wali peserta didik. Semoga kegiatan kit aini bermanfaat untuk kemajuan madrasah kedepannya. Untuk nasi kotak di tanggung oleh orang tua wali sebanyak 1000 kotak, untuk acara pembuakaan, para dewan juri dan acara penutupan. Selebihnya apabila ada kekurangan akan dipikirkan oleh kepala madrasah kata salah seorang orang tua peserta didik.

Hari berganti minggu panitia terus bekerja, terutama bagian kesekretariatan dalam penerimaan pendaftaran peserta lomba dari SD dan MI.  Jumlah SD dan MI yang mendaftar sebanyak 26 sekolah, dengan jumlah peserta 256 orang. Setiap hari panitia terus mengontrol kesiapan yang sudah dilakukan oleh para koordinator sampai persiapan acara dan tempat. Setelah semua selesai tinggal menunggu hari H kegiatan tersebut, semua panitia, koordinator berdebar-debar dan bertanya apa kegiatan kita sukses. Mereka merasa kecut dan tidak percaya diri, saya tetap memberikan semangat untuk semua. Kita pasti sukses karena panitia sudah sangat maksimal bekerja selama ini, yang penting jangan lupa berdo’a dan jalankan sesuai perintah dan arahan kita pasti bisa.

Tiba hari yang di tunggu oleh panitia, peserta lomba, dan masyarakat sekitar. Pada hari pembukaan peserta masing-masing sekolah sudah sampai dengan porsenilnya, para undangan juga sudah hadir tepat waktu. Suasana terasa ramai, penuh keceriaan terlihat dari wajah-wajah peserta lomba. Namun hanya panitia yang merasa was-was takut kegiatan tidak sukses, hampir semua panitia menghela nafas panjang seraya berdo’a semoga kegiatan ini sukses hendaknya. Acara MOGT di buka oleh bapak Wakil Bupati Aceh Barat Daya dan juga ketua komite MTsN 1 Aceh Barat Daya.

Dalam sambutan dan arahannya beliau mengatakan acara pencarian bakat ini baru MTsN 1 Aceh Barat Daya yang mampu berinovasi dan membuat acara sebesar ini, padahal masih banyak sekolah di tingkat SMP, SMA yang besar. Namun belum berani berbuat dan berinovasi seperti yang di lakukan MTsN 1 Aceh Barat Daya. Terima kasih kepada panitia baik guru, pegawai, dan peserta didik sudah bekerja semaksimal mungkin untuk kesuksesan acara ini. Terima kasih kepala kepala madrasah yang sudah berani keluar dari zona aman untuk mencapai MTsN 1 Aceh Barat Daya lebih maju kedepannya. Saya bangga selaku kepala daerah dan komite MTsN 1 Aceh Barat Daya, mudah-mudahan ada madrasah atau sekolah lain yang mengikuti jejak MTsN 1 Aceh Barat Daya.

Kesempatan yang serupa juga dikatakan oleh bapak Kakanmenag Kabupaten Aceh Barat Daya, bahwa kegiatan seperti harus terus dilanjutkan setiap tahunnya. Karena siswa SD/MI, SMP/MTs butuh pencapain prestasi, sehingga bakat-bakat terpendam selama ini akan tersalurkan dengan adanya kegiatan semacam ini. Semoga madrasah lain bisa seperti MTsN 1 Aceh Barat Daya, dan membuat kegiatan seperti ini  per rayon.

 Setelah kata sambutan dari kankemenag Abdya semua undangan, para peserta bertepuk tangan tanda acara ini berhasil dan sukses adanya. Nampak para panitia ada yang menanggis meneteskan air mata, terharu, duka, bercampur Bahagia. Hilanglah semua kepenatan, kelelahan selama satu bulan penuh kerja-kerja terus demi kesuksesan. Kegiatan MOGT ke-1 memperebutkan piala bergilir Bapak Kankemenag Aceh Barat Daya.

Setelah pembukaan para undangan, dipersilakan untuk mencicipi hidangan ala kadarnya berupa makan siang bersama, karena sudah waktunya bersantap siang. Panitia lomba , dewan juri langsung kelapangan dan tempat masing-masing untuk dilanjutkan perlombaan. Selam empat hari kegiatan tersebut  dilaksanakan dari tanggal 15 s.d 18 Januari 2019. Hari-demi hari para dewan juri bekerja sesuai dengan cabang masing-masing perlombaan, sehingga hari ketiga hasil perlombaan sudah di dapat masing-masing cabang. Penutupan kegiatan MOGT ke-1 di tutup oleh Bapak Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya. Dilanjutkan penentuan para juara, dan juara umum, MOGT ke-1 juara umum di ambil oleh Madrasah Ibtidaiyah Swasta Muhammadiyah (MISM). Mereka berhak membawa pulang piala bergilir Bapak Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya selama satu tahun.

Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2020 kegiatan MOGT ke-2 dilaksanakan lagi seperti tahun sebelumnya, dngan jumlah dana yang dibutuhkan Rp. 98.000.000,- (sembila puluh delapan juta rupiah), namun dengan peserta lebih banyak lagi dan lebih meriah dari MOGT ke-1. Karena pesertanya dari tingkat SD/MI, dan SMP/MTs dengan jumlah peserta hampir 500 orang. MOGT ke-2 juara umum kembali di raih oleh Madrasah Ibtidaiyah Swasta Muhammadiyah. Kali ini peserta yang terbanyak mereka tampilkan dengan para peserta yang sangat mempuni. hampir semua cabang perlombaan mereka raih.

Namun sayangnya pada tahun 2021 kegiatan MOGT ke-3 tidak bisa dilaksanakan seperti dua tahun sebelumny. Karena negara dan daerah kita dianjam oleh suatu penyakit yang sampai hari ini belum berlalu dari hadapan kita. Semua sekolah dan madrasah, serta para peserta didik sangat rindu diadakan MOGT ke-3, tapi apalah daya karena keadaan Pandemi Covid-19 belum berakhir dan berlalu dihadapan kita. Mudahan tahun-tahun depannya MOGT akan tetap terus dilaksanakan, inilah harapan semua peserta didik dan masyarakat.


Madrasah Seperti Tanpa Penghuni


                                                                             Erdiwar


Pada tanggal 20 Juni 2021 siswa dan guru madrasah sudah mulai libur, hanya yang masih aktif adalah kepala madrasah dan tata usaha. Dalam masa libur madrasah sepi tanpa penghuni, biasanya banyak siswa dan guru berkeliaran didalam maupun di luar kelas. Kami yang setiap hari hadir ke madrasah terasa tidak bersemangat, karena para siswa dan guru masih dalam keadaan lbur. Lain halnya dengan kami tetap melaksanakannya tugas seperti adanya. Hari-hari yang kami lalui terasa hampa tiada canda,tawa,kelucuan, keceriaan yang dilakukan oleh para siswa dan para guru.

Saat saya datang ke madrasah terlihat suasana sangat sepi, membuat saya menjadi marasa tidak bersemangat melakukan aktivitas. Kesunyiannya membuat kami rindu akan siswa dan guru tanpa mereka suasana terasa tidak bersahabat dan bersemangat. Setiap pagi seorang penjaga madrasah yang selalu setia menemani madrasah, dan beberapa tata usaha yang hadir agak terlambat. Sekitar pukul 09.30 WIB suasana akan menjadi lebih baik dan bersemangat. Karena ada teman-teman dari tata usaha yang menjadi teman berbicara, bercanda, dan ketawa.

Setelah pegawai tata usaha pulang sekitar pukul 13.00 WIB suasana menjadi sepi kembali, hanya saya dan penjaga madrasah yang masih bertahan sampai pukul 16.30 WIB. Saat semua orang sudah beristirahat pulang saya masih setia menemani madrasah supaya tidak terlihat sepi dan sunyi. Saya bekerja apa yang bisa dilakukan, karena banyak sekali tugas yang harus dikerjakan setiap saat. Seandainya tugas tersebut tidak selesai maka akan di bawa pulang kerumah untuk dilanjutkan kembali tugas yang tertunda tersebut.

Begitulah setiap harinya yang bisa saya lakukan, sedangkan petugas kebersihan atau penjaga madrasah tanpa terasa lelah sedikitpun tetap setia membersihkan pekarangan madrasah. Setiap pagi dan sore menjaga kebersihan madrasah, kadang-kadang bila tidak siap sore harinya akan dilajutkan malam hari. Namun pekerja harus bisa selesai tepat wkatu, lain halnya dengan tata usaha mereka melaksanakan tugas hanya sebatas apa yang bisa mereka kerjakan pada hal tidak seperti itu. Mereka harus bekerja lebih keras lagi karena di tangan mereka administrasi madrasah baik buruknya  madrasah mereka yang harus bertanggungjawab.

Sekarang liburan semesteran hampir berakhir, tata usaha harus bekerja ekstra mempersiapkan sarana dan prasana, bahan-bahan untuk keperluan proses pembelajaran. Seperti absen siswa baru kelas VII, dan kelas VIII. Karena kelas VIII akan berganti siswanya setiap kelas, ini disebabkan siswa kelas VIII akan menduduki madrasah sesuai dengan bakat dan minat. Mudah-mudahan pekerjaan yang kami lakukan bersama menjadi berkah, dan bisa terselesaikan tepat waktu. Sehingga saat siswa kembali ke madrasah sudah disiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan. Dan liburan yang dilakukan oleh siswa dan guru merupakan liburan yang bermakna dan hilang kejenuhan selama saat belajar.

Tasyakuran

c

Tasyakur merupakan rasa terima kasih kepada Allah swt, begitulah yang selalu kita ajarkan kepada semua peserta didik. Tasyakuran yang diartikan di sini adalah seseorang atau peserta didik yang telah menyelesaikan suatu program yang diwajibkan kepada peserta didik selama 3 tahun lamanya. Setelah menyelesaikan program tersebut maka akan diberikan penghargaan atas apa yang telah dilakukan oleh peserta didik. Dalam hal ini kami dari MTsN 1 Aceh Barat Daya mempunyai program keagamaan yaitu Tahfidz Qur’an.  Bila peserta didik telah menyelesaikan program tahfidz tersebut maka akan dilaksanakan tasyakuran, yaitu bagi kelas IX yang telah menyelesaikan semua program pembelajaran. Tidak semua siswa mendapatkan kesempatan ditasyakurkan, hanya peserta didik yang telah menyelesaikan hafalan qur’an paling sedikit 2 juz.

Awal mula diadakan tasyakuran yaitu pada saat tidak dibolehkan lagi untuk membuat suatu perpisahan di sekolah atau madrasah, maka ini merupakan suatu kesempatan bagi madrasah untuk mengganti perpisahan dengan tasyakuran. Apalagi program madrasah adalah tahfidz qur’an, di mana setiap peserta didik diwajibkan mengikuti program tahfidz tersebut. Dengan harapan para peserta didik pada suatu saat akan menjadi insan yang qur’ani, yang bisa membawa kebahagian untuk orang tua  masuk syurga.

Pertama sekali dilaksanakan tasyakur pada tahun 2019 dengan peserta tasyakur sebanyak 76 orang, yang terdiri dari 1 juz 63 orang, 2 juz 13 orang dari 174 orang siswa. Pada saat tasyakur orang tua peserta didik yang ditasyakurkan hadir menyaksikan kegiatan tersebut. Pada saat dipanggil peserta didik yang ditasyakurkan, ada sebagian orang tua tidak percaya bahwa anaknya sudah bisa menyelesaikan hafalannya 2 juz. Orang tua merasa terharu, dan sangat bahagia anaknya penghafal qur’an, walaupun hanya 2 juz. Kebagaian seorang tua apabila anak yang di sayang dapat membanggakan orang tua. Di mana anak tersebut seakan sudah membangun satu mahligai di syurga kelak.

Tasyakuran pertama itu sangatlah meriah, membuat semua orang terpana melihatnya sehingga masyarakat sangat antusis kegiatan itu dilaksanakan. Apalagi program tersebut sangat menyentuh terutama orang tua dan masyarakat. Dengan adanya program tahfidz qur’an di MTsN 1 Aceh Barat Daya, maka animo masyarakat untuk memasukkan putra dan putri sangat besar.  Dengan demikian MTsN 1 Aceh Barat Daya semakin di kenal oleh masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya.

Saya sebagai kepala madrasah terus berupaya mengevaluasi program tahfidz qur’an, di mana ada hambatan, kendala, kekurangan akan dilakukan perbaikan. Peserta didik hari demi hari semakin banyak hafalannya, karena mereka termotivasi dengan tasyakuran yang pertama, di mana abang-abang letting mereka bisa menghafal dengan baik. Dari motivasi tersebut para siswa yang lain terus berupaya keras supaya tahun depannya bisa ditasyakurkan. Apalagi saya mengatakan kepada para peserta didik tahun berikutnya akan ditasyakurkan paling rendah 2 juz. Bila tidak memenuhi target mohon maaf madrasah tidak akan mentasyakurkan kalian semuanya.

Tahun berikut 2020 madrasah juga mentasyakur peserta didik seperti tahun sebelumnya, tapi tidak semeriah tahun 2019. Ini disebabkan negara Indonesia  di landa pandemi covid 19, tasyakuran dilaksanakan dengan memakai sift atau gelombang. Namun hasil yang di dapat sangat memuaskan, di mana dari jumlah peserta didik 170 orang, 8 juz 1 orang, 5 juz 2 orang, 4 juz 8 orang, 3 juz 12 orang, 2 juz 45 orang, dan 1 juz 46 orang. Dari data tersebut di atas 114 orang peserta didik bisa menyelesaikan hafalannya, dan lebih meningkat dibandingkan dengan tahun yang lalu yaitu 2019.

Walaupun pandemi covid 19 peserta didik tetap semangat untuk menghafal qur’an, tidak patah semangat untuk terus berupaya menghafal qur’an.  Tahun 2021 madrasah juga melaksanakan tasyakuran secara sederhana, hampur sama dengan tahun 2020. Di mana peserta didik yang ditasyakurkan di bagi gelombang atau sift, karena tidak diperbolehkan berkerumunan. Dari 182 peserta didik, 5 juz 1 orang, 4 juz 3 orang, 3 juz  7 orang, 2 juz  33  orang. 1 juz 102 orang, hanya 36 orang peserta didik yang tidak bisa menyelesaikan 1 juz.


Nine Days Tahfidz Qur’an

 



Pada hari Jum’at tanggal 4 Juni 2021 kami mengadakan rapat diruang guru membicarakan tentang Aplikasi Raport yang digunakan pada semester genap tahun pelajaran 2020-2021 dan mengenai pelaksanaan ujian  yang sedang berlangsung selama 4 hari. Para bertanya kepada saya, pak untuk semester genap ini aplikasi raport yang mana kita gunakan apa masih yang semester ganjil dulu?. Lagi pula aplikasi raport semester ganjil tidak ada tercantum semester genap, bagaimana pak karena ujian hanya tinggal satu ahri lagi. Saya sebagai kepala madrasah merasa kebinggungan untuk menjawabnya, namun pertanyaan guru tersebut harus dijawab. Bapak dan Ibu jangan khawatir memang belum ada arahan dari kantor tentang aplikasi rapor yang mana digunakan. Namaun kita tetap pakai aplikasi  semester yang lalu, mengenai tidak adanya semester genap akan kami pelajari lagi.

Setelah saya jelaskan tentang pertanyaan oleh guru tersebut, dilanjukan dengan guru yang lain bertanya terntang kegiatan diwaktu liburan. Apakah kita MTsN 1 Aceh Barat Daya ada kegiatan untuk mengisi liburan seperti Tahfidz Holiday misalnya atau Tahfidz Day. Pertanyaan tersebut saya lemparkan ke forum rapat, sebaiknya  pada saat liburan kegiatan ditiadakan  mengingat para siswa kemungkinan besar berlibur kekampung  nenek atau menikmati liburan panjang. Pertanyaan tersebut terjawab oleh salah seorang anggota rapat, namun kalau kita buat untuk mengisi kegiatan pada saat menunggu pembagian raport kemungkinan saja bisa dilakukan. Pengganti kegiatan meeting kelas kalau memang tidak dilaksanakan pada semester genap ini imbuh salah seorang anggota rapat.

Untuk pertanyaan kegiatan Tahfidz Holiday dan Tahfidz Day kita tunda dulu bapak dan yang terhormat, mengingat waktu rapat kita terbatas. Karena rapat kita laksanakan pada saat jam istirahat waktu ujian, dan ini mau masuk lagi takut siswa rebut dalam ruangan serta rapat saya tutup di hari yang lain akan kita bahas mengenai pertanyaan tersebut. Pengawas ruang masuk kembali untuk mengawasi siswa yang melanjutkan ujian, dan semua anggota rapat membubarkan diri dari ruang rapat tersebut.

Beberapa hari kemudian rapat yang tertunda kemarin akan  dilaksanakan kembali mengingat ujian semester genap telah selesai dan sukses. Pada pagi hari tanggal senin tanggal 7 Juni 2021, bapak guru yang bertanya tentang pembahasan yang tertunda kemaren. Sedang asyiknya dudk bersama dengan teman-teman guru didepan sebuah ruangan, datang salah seorang guru mendekati saya. Mohon maaf pak apa ada kegiatan kita pada saat liburan nanti seperti pertanyaan pada rapat tempo hari diulangi kembali, kemungkinan hanya memastikan ada atau tidak kegiatan pada saat liburan. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut sebelumnya saya dan beberapa orang guru pergi Takziah ketempat teman yang orang tuanya meninggal.

Sepulang dari tempat teman tersebut ditengah perjalanan saya melihat para siswa berkeliharaan masuk kampung keluar kampung tidak terkontrol, maka saya teringat apa siswa MTsN 1 Aceh Barat Daya seperti itu juga. Itu pasti karena ,mereka pada saat setelah ujian selesai tidak lagi ada kegiatan disekolah/madrasah. Kejadian yang saya alami dan lihat langsung pastis sama juga dengan siswa MTsN 1 Aceh Barat Daya. Kemudian saya berfikir ada baiknya buat suatu kegiatan yang bermanfaat untuk siswa dalam beberapa hari kedepannya dalam rangka mengisi kegiatan pembelajaran. Saya berkata kepada guru yang bertanya tadi kira-kira  kegiatan apa yang cocok untuk siswa supaya saat pergi ke madrasah tidak sia-sia. Bagaimana kalau kita buat Tahfidz Day saja pak ucap guru yang mengajukan pertanyaan tadi. Cara pelaksanaannya bagaimana, kalau itu pertanyaannya bermusyawarah  dulu dengan guru tahfidz yang lain pak.

Kalau begitu kita hari ini pukul 11.00 Wib mengadakan rapat  membahas tentang kegiatan tersebut, saya buka Hp langsung memberitahukan kepada para guru dan tata usaha bahwasanya kita ada rapat hari ini, pesen saya sampaikan melalui WA group waka kurikulum. Setelah para guru tahfidz bermusyawarah, mereka memanggil saya untuk memberitahukan tentang kesepakatan mengenai kegiatan tersebut. Salah seorang mengatakan selama sepuluh atau sembilan hari kedepan kegiatan tahfidz day pak yang cocok dilaksanakan,  soal nama kegiatan akan kita putuskan bersama sama pak pada saat rapat dengan para dewan guru dan tata usaha. Tepat pukul 11.00 Wib semua anggota rapat telah berada didalam ruang dewan guru menunggu kedatangan saya.

Pada saat rapat saya mulai dengan mengucapkan terimakasih kepada semua yang hadir anggota rapat, dengan tidan memanjangkan mukhadimah saya langsung kepokok permasalahan tentang pertanyaan beberapa hari yang berlalu. Rencana kegiatan yang akan kita laksanakan pada saat mengisi kekosongan pembelajaran adalah dengan membuat Program Tahfidz. Bagaimana pendapat bapak  dan ibu tentang program tersebut, saya kembalikan ke forum untuk mengeluarkan pendapatnya. Salah seorang guru mengatakan kegiatan itu sangat cocok kita laksanakan memikir ada sekitar 11 atau 12 hari lagi baru pembagian raport. Sebelum pembagian rapart alangkah baiknya kegiatan tahfidz kita laksanakan. Dengan harapan para siswa kita bisa mengulangi (muraja’ah) hafalan yang sudah ada atau memperbaiki bacaannya, guru yang lain sangat setuju solusi yang ditawarkan oleh salah seorang guru tersebut.

Kemudian guru lain menambahkan pada kegiatan tersebut pasti ada target walaupun tidak terlalu berat, kenapa harus ada target supaya kesannya kegiatan ini tidak sia-sia dilaksanakan. Setelah kegitan tahfidz ini bagi yang mempunyai hafalan atau setoran yang terbanyak akan kita berikan berupa riwoud kepada siapa saja yang mencapai target. Dari solusi yang ditawarkan oleh beberapa guru, semua anggota rapat menyetujuinya. Ada beberapa penambahan yang harus dilaksakan oleh siswa terutama kegiatan ini harus diikuti semua siswa kelas VII (tujuh) dan VIII (delapan), absensi tetap berlaku.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua anggota rapat yang sudah mendukung kegiatan Tahfidz, namun ada yang ketinggalan tentang nama kegiatan yang akan dilaksanakan. Ada yang mengatakan Tahfidz Day saja pak, terserah pada forum mana yang terbaik saya katakana. Guru Bahasa inggris mengatakan  karena kegiatan ini hanya 9 (Sembilan) hari bagaimana kita beri nama Nine Days Tahfidz Qur’an  (Sembilan hari Tahfidz). Semua anggota rapat setuju dengan nama tersebut. Lalu bagaimana dengan pengajarnya saya bertanya kepada pembina tahfidz, Insya Allah ada pak. Kemudian balik bertanya kira-kira berapa kelas  yang kita pakai untuk kegiatan Nine Days Tahfidz Qur’an pak, saya menjawab sebanyak kelas yang ada yaitu 15 (lima belas) kelas buk. Berarti 15 (lima belas) guru tahfidz pak, ya saya katakan.

Guru tahfidz lain mengatakan karena keadaan masih dalam ujian para guru tahifdz masih mengawas dan mengisi raport apalagi kegiatan kita  dipagi hari. Maka kemungkinan besar kesulitan mencari 15 (lima belas) orang guru tahfidznya pak, begini saja bapak dan ibu kira-kira berapa orang bisa membantu kegiatan Tahfidz Days MTsN 1 Aceh Barat Daya kali ini, mereka menjawab sekitar 13 (tiga belas) orang pak. Kalau begitu  kegiatan  Nine Days Tahfidz Qur’an saya serahkan kepada para guru tahfidz. Adapun tujuan dari kegiatan Nine Days Tahfidz Qur’an adalah untuk menumbuhkembangkan dan memotivasi pada siswa bahwasanya membaca Al-Qur’an merupakan mendapatkan pahala yang sangat banyak bagi siapa saja yang membacanya. Kemudian untuk mengisi kekosongan pembelajaran pada saat menunggu pembagian raport, menambah nilai pelajaran tahfidz, dan Al-Qur’an Hadits. Semoga program Tahfidz Qur’an MTsN 1 Aceh Barat Daya terus Berjaya kedepannya, dan mendapatkan pahala disisi Allah SWT bagi orang-orang yang mengajarkannya.Amiin!.


Kuta Meuligoe, Hamparan Sawah-Sawah


 

Oleh: Erdiwar


Kuta Meuligoe adalah sebuah desa yang terletak dikecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh. Desa tersebut disebut Kuta Meuligoe adalah dulu merupakan suatu tempat para raja berkumpul membahas tentang permasalahan kerajaan. Desa Kuta Meuligoe merupakan kampung halaman istri saya, karena semenjak tahun 2000 saya menjadi masyarakat Kuta Meuligoe walaupun tidak tinggal sepenuhnya didesa tersebut. Kuta Meuligoe merupakan sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hamparan sawah-sawah yang membentang luas, seakan-akan desa tersebut seperti sebuah pulau yang terletak ditengah persawahan warga.

Desa Kuta Meuligoe terbagi dua yaitu kuta meuligoe Barat dan Kuta Meuligoe Timur  sering disebut Kuta Meuligoe Glee. Meuligoe Barat dikelilingi perkebunan masyarakat sedangkan Kuta Meuligoe Glee terdapat bukit-bukit kecil yang agak gersang dan tandus. Pada saat tertentu masyarakat kedua meuligoe tersebut berkumpul untuk membahas hal-hal yang sangat penting untuk kemajuan desa tersebut. Penduduk desa Kuta Meuligoe tidak begitu ramai karena  masyarakatnya lebih memilih merantau ketimbang tinggal di desa  kelahirannya, para pemuda kalua sudah selesai sekolah pergi merantai di provinsi lain kebanyakan mereka mengadu untung di pulau jawa.

Para pemuda yang mengadu nasib dirantau orang bertekat bila Kembali kalau sudah berhasil, jika tidak berhasil maka mereka malu untuk pulang kekampung. Kebanyakan mereka sangat ulet berusaha sehingga kebanyakan berhasil dirantau orang, mereka pulang kekampung satu atau dua tahun  sekali. Pada saat mereka pulang berkenaan dengan hari Raya Idul Fitri atau hari Raya Idul adha, mereka terlihat sangat Bahagia bila sudah pulang kekampungnya. Dengan keberhasilan mereka nampakkan ke masyarakat kampung bahwa mereka telah berhasil, saat pulang kampung dengan membawa mobil mewah. Bagi mereka yang belum berhasil terus berusaha untuk berjuang dirantau orang sehingga pada suatu saat aka nada keajaban untuk mereka.

Penduduk Kuta Meuligoe bermata pencarian sebagai petani yang mengarap sawah ladang  yang mereka punya untuk menghidupkan keluarganya sehari-hari, namun ada juga sebagai pedagang, PNS, wiraswasta. Bagi petani mereka pada saat pagi hari sudah mulai kesawah atau kekebun untuk mengarap sawah dan ladang mereka, bagi PNS mereka pergi kekantor, pedagang pergi jualan kepasar-pasar untuk menjaga dagangannya. Setelah kesibukan seharian mereka pada saat sore dan malam hari berkumpul di munasah atau di kede kopi, membicarakan hal-hal yang sudah mereka kerjakan. Keunikan yang ada didesa ini adalah saat mereka berkumpul tersebut, malahan larut malam mereka masih duduk di kede kopi. Hal lain yang unik adalah para pemuda tanggung mereka sering berkumpul di munasah belajar ilmu agama dan mereka tidur juga di munasah tersebut.

Keunikan lain yang ada di desa Kuta Meuligoe adalah sangat menghormati para pendatang yang baru menjadi warga mereka, bila warga yang pendatang tersebut mempunyai kelebihan maka sangat dihormati. Saya seorang pendatang dikampung tersebut merasa dihormati bila saya  sekali-kali pulang berkunjung kekampung tersebut, pada saat shalat berjama’ah mereka sering menyuruh saya  menjadi Imam shalat berjam’ah. Kerbersamaan  yang dilakukan masyarakat sangatlah terlihat dari keseharian mereka yang saling menghormati dan saling menjaga, sehingga kehidupan mereka sangat bersahaja walaupun kehidupannya sangat sederhana.

Masalah pendidikan sangat mereka perhatikan untuk anak-anak mereka sebagai generasi yang akan datang, tidak tanggung tanggung mereka menyekolahkan anak-anak mereka kejenjang yang sangat tinggi. Para pelajar yang menegecap pendidikan sangatlah banyak dan menjadi generasi yang andal dan tangguh, berbagai gelar anak-anak mereka dapati dan banyak menduduki jabatan penting di pemerintahan. Namun mereka tidak pernah sombong, angkuh bila sudah mempunyai gelar yang tinggi dan menduduki jabatan penting, mereka sangat rendah hati  sehingga kesederhanaan terpancar di wajah mereka. Hal ini bisa terjadi karena para orang tua mereka selalu mengajarkan hal-hal demikian dan dari ilmu yang mereka dapatkan semasa masih belajar ilmu agama di dayah  semasa mereka masih dikampung.

Kebanyakan warga desa Kuta Meuligoe setelah punya pekerjaan jarang tinggal di kampung halaman, mereka memilih tinggal didekat tempat tugas supaya lebih mudah dijangkau waktu pergi ketempat kerja. Walaupun demikian kampung halamannya tidak pernah dilupakan, kalau ada waktu luang mereka tetap pulang kekampung menjengguk orang tua atau sanak saudaranya. Ada suatu kebiasaan yang dilakukan oleh mereka-mereka waktu pulang kampung, bagi laki-laki mereka bila mau ketemu dengan teman-teman atau atau saudara bukan pekergi kerumah. Tapi mereka pergi kemunasah atau ke jambo jaga, disanalah tempat berkumpul mereka.

Sewaktu mereka sudah bertemu terasa seperti satu keluarga  baik anak muda, orang tua saling bercengrama ditempat tersebut. Satu sama lain saling bertanya tentang keadaan atau membahas hal-hal yang penting tentang sesuatu permasalahan. Namun ada juga mendengarkan cerita dari salah seorang yang baru pulang dari rantau sedangkan yang lainnya mendengarkan cerita tersebut. Dari cerita yang dilakoni seseorang tersebut pasti ada sanggahan dari yang lainnya sehingga suasana menjadi lebih hidup dan kebersamaan terpupuk lebih mesra dan indah.

Keunikan yang lain pada desa Kuta Meuligoe adalah hampir semua rumah penduduk ada gubuk kecil tempat duduk yang mereka sebut jambo dan juga ada yang menyebutnya pantee yang berada  didepan atau disamping rumah. Di jambo kecil itu juga mereka duduk bersama keluarga menikmati keindahan  sekeliling tempat tinggal mereka, atau menikmati hidangan yang disediakan. Ada juga dijambo kecil tersebut tempat mereka istirahat siang sepulangnya dari sawah atau tempat bekerja, dan disitulah tempat paforit mereka berada di kampung halaman.

Sampai sekarang keaadaannya kampung Kota Meuligoe ini tidak banyak terjadi perubahan dengan rumah yang jarang-jarang tidak begitu rapat, penduduknya juga tidak terlalu ramai. Malahan terlihat dulu ada rumah ditempati pada suatu kebun namun rumah itu menjadi tidak ada lagi berpenghuni, dan rumahnya menjadi tidak terurus serta hampir roboh akibat tidak ditempati lagi. Suasana di kampung Kota Meuligoe tersebut tetap nyaman, adem ayem, sejuk, dan indah dipandang mata, apalagi bila kita duduk dan berdiri didepan hampran sawah-sawah yang luas membentang. Terlihat dari kejauhan perkampungan sebelah yang hijau dengan pegunungan yang penuh berbukitan, membuat suasana hati menjadi tenang dan penuh pengharapan supaya tetap bisa terjaga keasriannya.

Bila suatu saat  para generasi penerus desa Kuta Meuligoe baik yang masih tinggal dikampung dan yang merantau kenegeri lain, dan pulang kekampung halan tetap terus menjaga,membangun, merawatnya sampai kapanpun. Wahai generasi muda jangan sampai kalian terlena dengan hal-hal yang mengakibat dirimu lupa akan kampung halaman, bangun imajinasi, berinovasi terus berkarya demi mewujudkan cita-cita para pendahulu. Jangan sampai kalian lupa aka napa yang telah diberikan oleh orang tua dan pemangku adat yang ada di kampung halamanmu tetap untuk merawat dan menjaganya sehingga tempat bermain dulu, dan menjadi kenangan dimanapun kalian berada.

 

Erdiwar, Lahir di Suaq Hulu, 31 Desember 1970. Menyelesaikan Pendidikan SDN 1 Samadua di Samadua, menamatkan SMPN 1 Samadua, dan SMAN 2 Tapaktuan. Lulus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun 1999 Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, melanjutkan S2 di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Jurusan Pendidikan IPA tahun 2014. Sejak tahun 2004  s.d 2010 mengajar di MTsN Blangpidie, mengajar di MTsN Kuala Batee 2010 s.d 2018, menjadi Kepala  MTsN 1 Aceh Barat Daya 2018. Tahun 2020 juara harapan 1 Inovasi Pembelajaran masa darurat covid-19 tingkat provinsi. Penulis bisa dihubungi erdiwaredi@yahoo.co.id atau Hp atau WA 085359024524.


Sedih Membawa Kebagiaan

 


Erdiwar

Setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak ada yang sama kehidupannya, ada yang diberikan oleh Allah SWT kelebihan. Dari semenjak kecil kehidupan selalu dalam serba berkecukupan, apapun yang diinginkan akan terpebuhi setiap saat. Namun sebaliknya ada sebagian orang kehidupannya penuh dengan kekurangan, walaupun demikian tidak pernah mengeluh atas kekurangan tersebut. Tapi kekurangan itu akan menjadikan seseorang  lebih dewasa dalam berpikir dan termotivasi untuk merubah kehidupan yang lebih layak.

            Saya dilahirkan dari keluarga yang tidak punya apa-apa penuh dengan kekurangan, ayah seorang tukang bangunan sedang ibu merupakan ibu rumah tangga. Sewaktu kami kecil ayah dan ibu membanting tulang untuk menghidupi keluarga. Kadang-kadang ayah pergi merantau ke daerah lain untuk mencari pekerjaan, kami ditinggalkan di kampung penuh dengan kekurangan. Ibu berusaha menggantikan ayah mencari nafkah bila belum ada kiriman uang dari ayah.

Saya sebagai anak yang tertua dan  menjadi tulang punggung keluarga harus mencari jalan keluarnya untuk membantu ibu, malahan adik-adik yang masih kecil ikut mencari uang untuk diri sendiri. Kami dalam keluarga selalu akur dan tidak pernah bertengkar, bila satu orang punya makanan yang lain akan membagikannya. Karena kehidupan yang begitu sulit adik-adik hampir semuanya putus sekolah. Kami dalam keluarga lima bersaudara, tiga laki-laki dan dua perempuan. Kedua adik perempuan hanya bisa menamatkan Sekolah Dasar (SD), dan satu adik laki-laki harus puas menimba ilmu ditingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

            Pada saat saya masih menduduki bangku SMA apapun pekerjaan saya kerjakan untuk bisa memenuhi keperluan sendiri. Supaya tidak memberatkan tanggungan orang tua, sepulang sekolah kalau ayah ada pekerja di kampung saya membantunya. Saat malam hari kalau ada orang yang mengundang untuk mengaji di rumah orang meninggal saya penuhi undangan  tersebut. Walaupun besok pagi harus pergi sekolah dengan keadaan  masih mengantuk, karena pulang dari mengaji  berhenti sebelum  subuh.

            Setelah tamat  SMA saya tidak bisa melanjutkan kuliah karena tidak punya biaya. Kedua orang tua sangat sedih melihat saya tidak bisa melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Mereka tahu bahwa saya punya segudang prestasi dan yakin seandainya bisa melanjutkan pendidikan pasti akan berhasil, tapi apalah daya kehidupan pada saat itu tidak menjanjikan. Saya sebagai seorang anak harus berbesar hati, tahu diri siapa, dan bagaimana kehidupan keluarga. Pada saat tidak melanjutkan pendidikan saya bekerja membantu ayah bekerja, dalam pikiran saya terus berpikir tahun depan akan melanjutkan kuliah. Saya bertekat apapun yang terjadi nanti harus tetap kuliah, karena pendidikan adalah salah satu untuk bisa merubah keadaan, menggangkat derajat, dan martabat keluarga.

            Kemudian tahun depannya saya minta izin kepada ayah dan ibu untuk melanjutkan pendidikan, alhamdulillah ayah dan ibu mengizinkan namun mereka sangat sedih  tidak bisa memberikan apa-apa. Mereka berdua hanya bisa berdo’a semoga apa yang saya cita-citakan tercapai hendaknya. Berkat bantuan teman saya didaftarkan  keperguruan tinggi, sehingga saya mempunyai  kesempatan untuk menjadi calon mahasiswa dan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Berselang beberapa minggu  di media masa diumumkan siapa saja yang mempunyai kesempatan untuk  bisa kuliah di perguruan tinggi. Alhamdulillah saya dinyatakan lulus disalah satu perguruan tinggi negeri dengan Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hati saya menjadi gundah tidak karuan sebab bagaimana caranya bisa melanjutkan kuliah sedangkan tidak punya uang  untuk mendaftar ulang dan membayar SPP.

Pada saat itu saya mengambil kesimpulan untuk pulang ke kampung untuk memberitahukan kepada kedua orang tua bahwa diterima disalah satu perguruan tinggi. Sampai di kampung saya memberitahukan kepada kedua tua tentang kelulusan tersebut, tapi kedua orang tua mengatakan bagaimana kamu bisa kuliah sedangkan kita tidak punya uang untuk membayar uang pendaftaran ulang, SPP, dan  keperluan lainnya  Saya mengatakan yang penting ayah dan ibu mengizin untuk bisa melanjutkan kuliah.

Adik-adik ibu yaitu  .paman  saya mengatakan coba dipikirkan lagi adik-adik kamu masih kecil  kita orang miskin bukan orang kaya. Berbagai alasan  paman membujuk supaya jangan sampai  kuliah,, namun tekad saya untuk melanjutkan  kuliah sangat kuat apapun yang terjadi. Saat kuliah saya bekerja sebagai kuli bangunan pada saat tidak ada kuliah, dan di malam hari saya terima tawaran untuk mengajar anak-anak di salah satu komplek perumahan TNI. Pekerjaan ini saya lakukan untuk bisa bertahan hidup yang penting bisa makan dan dapat membayar uang kuliah. Selama lima tahun pekerjaan ini saya geluti dan alhamdulillah akhirnya saya bisa menyelesaikan pendidikan di tahap akhir.  Setelah perjuangan yang panjang akhirnya  bisa juga  mendapatkan gelar sarjana. Ayah dan ibu ikut menyaksikan wisuda  saya,  hari itu merupakan kebahagia tiada tara  yang selama ini ditunggu-tunggu. Mereka bangga atas prestasi dan kegigihan selama lima tahun dalam menjalani kehidupan tanpa menyusahkan orang lain.

            Setelah selesai kuliah saya memutuskan  untuk tinggal diperantauan karena masih terikat dengan pekerjaan sebagai tenaga pengajar disalah satu sekolah. Selama menjadi tenaga pengajara  saya banyak sekali diberi ilmu pengetahuan oleh Kepala Sekolah dan teman guru lainnya. Kesempatan itu tidak pernah saya sia-siakan selama masih bisa berbuat  dan  bekerja dengan ikhlas. Selama tiga tahun menjadi tenaga pengajar honorer sangat banyak pelajaran dan kenangan yang saya dapatkan dan dirasakan. Tanpa sedikitpun terasa lelah dan berkeluh kesah, semangat tak pernah padam untuk selalu belajar demi masa depan.  Hari terus berlalu bulan berganti tahun tiba saat penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) saya mengambil kesempatan itu untuk mengikuti  test tersebut  dengan formasi di daerah sendiri. Dengan izin Allah SWT dan do’a kedua orang saya dinyatakan lulus Calon Pegawai Negeri Sipil.

            Perjuangan selama ini terobati walaupun penuh dengan onak duri mengharungi bahtera kehidupan penuh dengan badai tanpa henti. Sewaktu  saya kuliah  orang-orang kampung  berkata untuk apa kuliah yang menjadi presiden sudah ada orangnya, bupati juga sudah ada orang lain dan banyak lagi sindiran pedas yang mereka lontarkan. Pada saat sudah berhasil semua orang memuji atas keberhasilan, malahan yang sangat menyakitkan ada yang berkata kalau berhasil saya kuliah  potong jari telunjuk saya kata mereka. Namun saya tidak pernah merasa dendam terhadap apa yang mereka katakana dan tidak pernah berpikiran  jelek terhadapap mereka, saya tetap berpikir positif thingking saja. Saya tidak hanya puas sampai sarjana saja melanjutkan studi tapi saya bertekad untuk melanjukkan studi  kejenjang lebih tinggi yaitu  magister dan alhamdulillah terwujud adanya Kehidupan manusia tidak ada yang sangka dan tidak bisa diprediksi oleh orang lain, karena sudah ada yang mengaturnya yaitu Allah SWT. Inilah yang dikatakan sensara membawa nikmar, sedih membawa kebahagiaan.***

Profil Penulis.

Erdiwar, S.Ag.,M.Pd  dilahirkan di Suaq Hulu pada tanggal 30 Mei 1972, bekerja di Madrasah, dan sekarang diberi amanah  sementara menjadi Kepala Madrasah. Penulis enam buku antologi. Bisa sapa di FB Erdi war, Wattpad, dan Email: erdiwaredi@yahoo.co.id.


Kampung Halaman Nan Indah Permai

 


OLEH : ERDIWAR

 

Gunung Kerambil merupakan sebuah Gampong dalam Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Aceh yang berbatasan antara Gampong Sawang Bunga dan berbatasan dengan Gampong Air Berudang. Gunung Kerambil juga berbatasan dengan laut dan dekat dengan pegunung, maka desa ini dinamakan dengan Gunung kerambil. Dulunya banyak pohon kepala yang tumbuh di tepi pantai,

namun setelah adanya pengikisan air laut maka pohon kepala yang dulu banyak tumbuh dipinggir pantai kini sudah berkurang. Saya dilahirkan dari pasangan Bakri dan Saridar, ayah saya bekerja sebagai tukang bangunan, dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Saudara saya berjumlah 5 lima orang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan. Saya Erdiwar adalah anak pertama, Suriandi anak kedua, Erniwati anak ke tiga, Suharti anak ke empat, dan yang paling bungsu bernama Eka Satria.

Gampong Gunung Kerambil terdiri dari tiga dusun mempunyai karakteristik, keunikan atau keindahan masing-masing. Jumlah penduduknya  1.550 orang, dusun satu berjumlah 521, dusun dua berjumlah 510 orang, dan dusun tiga berjumlah 519 orang. Didusun satu terdapat kolam permandian dengan airnya yang sangat jernih dialiri dari air pegunungan yang berbatu. Kemudian ada kolam permandian laki-laki dan perempuan, dikolam pemandian laki-laki dan permpuan disediakan  tempat ibadah, karena setelah mandi masyarakat bisa menunaikan ibadah shalat bila sudah sampai waktunya. Airnya sangat sejuk dan dingin, hampir semua masyarakat dusun satu mandi ditempat permadian tersebut dan tidak tertutup kemungkinan masyarakat luar dusun satu juga suka dan senang mandi dikolam tersebut.

Pekerjaan sehari-hari masyarakat dusun satu beragam pekerjaan, ada sebagai pelaut, pedagang, tukang, petani. Dengan beragamnya pekerjaan ini maka dusun satu saling hormat menghormati satu dengan yang lainnya. Dulu dusun satu ini masyarakatnya hamper semua petani pala, karena waktu perkebunan pala masih berjaya semua masyarakat bertanam pohon pala dan masyarakatnya sangat makmu dan sejahtera. Namun berjalannya waktu mungkin ujian dan cobaan Allah SWT semua pohon pala yang tumbuh rindang semuanya menjadi mati. Sampai sekarang belum tahu apa penyebabnya, ada yang mengatakan pohon pala di makan oleh ulat dari dalam batangnya sehingga cepat sekali menjalar kepucuk daun yang paling atas. Sehingga semua pohon pala yang ada di dusun satu menjadi  mati dan sampai sekarang tidak bisa tumbuh bila ditanam lagi sekarang.

Dusun dua terdapat sebuah rumah sakit Yulidin Away, ini merupakan rumah sakit pemerintah daerah Kabupaten Aceh Selatan. Disinilah tempat berobat masyarakat gampong gunung kerambil, dan masyarakat Kabupaten Aceh Selatan. Namun tidak hanya masyarakat Aceh selatan saja berobat di rumah sakit Yulidin Away ini, tapi juga masyarakat kabupaten lain juga ramai berobat di rumah sakit tersebut. setiap saat di dusun dua sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat baik siang atau malam harinya.

     Lain pula halnya dengan dusun dua yang terletak ditengah-tengah kampung terdapat banyak keunikan dan keindahan, dimana dusun dua terdapat sebuah masjid tua terdapat diatas bukit kecil. Disamping masjid terdapat sebuah kolam permandian dan tempat mengambil wudhu, airnya mengalir dari pegunungan yang sangat sejuk dan dingin. Banyak anak-anak sampai orang dewasa pergi mandi kekolam tersebut. Ditengah kolam terdapat sebuah perahu yang dibuat oleh masyarakat untuk menambah keindahannya.

Masyarakat dusun dua sebagian besar bermata pencarian dari melaut, sebagiannya lagi menjadi petani, mereka rata-rata dipagi harinya pergi kegunung untuk memetik atau membersihkan lahan perkebunan pala. Setelah dhuhur mereka baru pulang dengan membawa hasil kebunnya, hasil kebun  berupa buah pala dijual  pada agen yang sudah menunggu hasil kebun petani tersebut. Hasil penjualan buah pala tersebut akan dijadikan sebagai  pembeli bahan makanan, atau yang lainnya yang dianggap penting, begitulah setiap hari  mereka pergi ke gunung  untuk mencari rezeki untuk kepentingan keluarga.

Bagi yang mata pencahariannya sebagai pelaut mereka pergi melaut setelah shalat subuh dan pulang sekitar pukul 11.00 Wib paling lambat sebelum dhuhur tiba. Dari pukul 10.00 Wib sampai pukul 12.30 Wib pantai di dusun dua tersebut rame dikunjungi oleh masyarakat, yang mencari ikan dan menunggu perahu pulang dari laut. Disana terlihat masyarakat saling berkerumun dan bertukar informasi seputar keadaan laut, sehingga menambah suasana menjadi ceria dan bahagia. Sesampainya perahu ditepi pantai mereka berkejaran membantu pelaut untuk memindahkan perahunya ketempat lebih aman dari ombak. Setelah perahu diletakkan ditempat aman barulah pelaut membuka tempat ikannya, dan disana terjadi tawar menawar ikan yang dibeli oleh masyarakat atau juga ada agen yang mebeli ikan datang dari luar gampong.

Selanjutnya keunikan dan keindahan yang terdapat pada dusun tiga adalah ada sebuah masjid yang terletak dipingir laut malahan kalau dilihat secara dekat masjid ini terletak di tengah laut. Masjid ini bangun menggantikan masjid di dusun dua yang sudah tua dan tidak tempatnya sudah semakin sembit apabila di bangun ulang. Namun masjid di dusun dua tersebut tidak di hancurkan tapi tetap menjadi tempat ibadah baik kaum bapak ataupun kaum ibu. Masjid di dusun tiga tersebut dibangun untuk pengganti masjid yang di dusun dua tersebut supaya masyarakat ketiga dusun dapat ditampung untuk shalat berjamaah. Mata pencarian dusun tiga ini sebagian besar menjadi petani, nelayan, dan tukang, tapi kebanyakan menjadi petani kebun pala.

Gampong Gunung Kerambil ini merupakan gampong yang terletak dipingir kota Tapaktuan Ibu Kota Kabupaten Aceh Selatan, gampong ini sangat indah dan berbagai macam keunikan terdapat didalamnya. Gampong inilah yang tidak bisa saya lupakan walaupun jauh merantau tapi tetap teringat tentang keindahan dan keunikannya. Sesekali saya tetap menyempatkan pulang ke Gampong Gunung Kerambil menjengguk orang tua dan adik-adik serta keluarga lainnya. Saya sekarang merantau di kampung lain yaitu sebuah Desa Meudang Ara Kecamatan Blangpidie  Kabupaten Aceh Barat Daya, memang tidak jauh dari Gampong Gunung Kerambil sekitar satu setengah jam perjalan sudah sampai kegampung tempat saya dilahirkan. Gampong Gunung Kerambil tidak bisa saya lupakan kapanpun dan dimanapun saya berada, tetap menyempatkan diri untuk melihat kampung halaman nan indah permai.

 

Erdiwar, Lahir di Suaq Hulu, 31 Desember 1970. Menyelesaikan Pendidikan SDN 1 Samadua di Samadua, menamatkan SMPN 1 Samadua, dan SMAN 2 Tapaktuan. Lulus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun 1999 Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, melanjutkan S2 di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Jurusan Pendidikan IPA tahun 2014. Sejak tahun 2004  s.d 2010 mengajar di MTsN Blangpidie, mengajar di MTsN Kuala Batee 2010 s.d 2018, menjadi Kepala  MTsN 1 Aceh Barat Daya 2018. Tahun 2020 juara harapan 1 Inovasi Pembelajaran masa darurat covid-19 tingkat provinsi. Penulis bisa dihubungi erdiwaredi@yahoo.co.id atau Hp atau WA 085359024524.