Erdiwar
Setelah kegiatan perlombaan RIAB VII dilaksanakan, para
Pembina/pendamping melaporkan kegiatan yang sudah diikuti. Pendamping
mengatakan kepada saya sebagai kepala madrasah, kali ini kita hanya bisa membawa
pulang juara III yaitu cabang badminton
ganda putra. Sedangkan cabang yang lain kita belum beruntung, saya mengatakan
kepada para pendamping tidak masalah yang penting kita sudah mencoba. Kemudian
saya mengatakan kepada pendamping bapak/ibu tentu sudah melihat dan merekam apa
yang sudah bapak/ibu saksikan, dan bagaimana bentuk kegiatan yang dilaksanakan
di Ruhul Islam Anak Bangsa tersebut. Bagaimana kalau kita adopsi kegiatan Riab
tersebut kita laksanakan di madrasah kita.
Para
pembimbing mengatakan insya Allah pak kami siap bila kita adopsi kegiatan di
Riab kita laksanakan di tempat kita. Para pembimbing sangat antusias bila
kegiatan yang sama bisa dilaksanakan di madrasah, sebagai ajang mencari bakat. Baik
bapak/ibu kita adakan rapat terlebih dahulu dengan warga madrasah yang lain, sehingga
apa saja cabang perlombaan yang akan kita laksanakan. Keesokan harinya kami
mengadakan rapat, dalam rapat tersebut saya tawarkan kepada anggota rapat kita
akan mengadakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan madrasah kita ke masyarakat
dengan program-program madrasah yang lebih jitu. Sehingga kedepannya madrasah
kita akan lebih di kenal di masyarakat, dan ini akan menjadi modal kita untuk
meningkatkan aktivitas, daya dorong untuk lebih bersaing kedepannya.
Salah satu
anggota rapat mengatakan kira-kira kegiatan
apa yang akan kita laksanakan, dan bagaimana bentuk kegiatan tersebut.
Saya menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan, yaitu berupa pencarian bakat siswa tingkat SD/MI atau
tingkat SMP/MTs. Kemudian saya tawarkan cabang-cabang yang akan dilaksanakan
pada kegiatan tersebut. Diantaranya adalah cabang Tahfidz, Tilawah, Cerdas
Cermat, Pidato Bahasa Arab, Pidato bahasa Indonesia, Kaligarafi, Rapai Geleng,
Singer Song, Badminton (single dan double). Mendengar cabang-cabang yang
diperlombakan semua anggota rapat semuanya terdiam, karena sangat banyak sekali
cabang yang akan dilaksanakan. Apalagi kegiatan tersebut dua tingkatan yaitu
SD/MI dan SMP/MTs, peserta rapat tidak bisa berkata apa-apa. Karena kegiatan
tersebut sangat besar dan belum pernah dilaksanakan sebelumnya, sehingga mereka
berpikir akan sulit dilaksanakan.
Setelah diam
sejenak waka kesiswaan berbicara, bapak mohon maaf kalau saya lancang kegiatan
ini memang terasa berat dan sangat berat untuk dijalankan, namun kita akan
mencoba dengan satu tingkatan saja yaitu tingkat SD/MI saja. Apabila kegiatan
ini sukses kita laksanakan kali ini tahun depannya akan di kita laksanakan
seperti apa yang telah bapak utarakan tadi. Dan kami mohon arahan dan bimbingan
dari bapak bagaimana cara pelaksanaannya, sehingga kegaiatan kita nantinya akan
mudah dan sukses.
Saya
mengatakan bahwa kegiatan ini bagi saya biasa saja, karena untuk mengangkat
madrasah kita supaya lebih di kenal kegiatannya harus besar. Karena madrasah
kita sudah dikenal semenjak dulu, kalau hanya kegiatan kecil kita laksanakan
maka tidak berarti apa-apa untuk memperoleh perubahan secara signifikan. Baik
bapak/ibu sekalian tawaran yang diajukan oleh waka kesiswaan akan kita
pertimbangkan, bagaimana dengan yang lainnya. Ada yang menjawab kami sepakat
dengan waka kesiswaan kita jalankan seperti ini yang disarankan oleh waka
kesiswaan pak, bila berhasil dan sukses kedepannya kita buat yang lebih meriah
lagi.
Kalau begitu
perlombaan sebanyak sembilan cabang, sebelumnya
terlebih dahulu bentuk kepanitiaan, supaya cabang perlombaan ada yang
mengkoordinir. Setelah di bagi panitia percabang, tiap cabang hanya bisa di koordinir
oleh satu atau dua orang saja, sedangkan anggotanya belum ada. Hanya bidang
cerdas cermat yang ada anggota panitianya, ini disebabkan jumlah guru dan
pegawai tidak sesuai dengan cabang perlombaan. Kemudian saya melanjutkan
rapatnya, supaya kita ada yang membantu di lapangan maka kita libatkan para
siswa terutama anggota OSIM. Kalau begitu pak rapat kita tunda dulu sambil kita
buat kepanitiaan dari anggota OSIM, baik bapak/ibu sebaiknya rapat kita tunda. Karena hari pun sudah sore,
sebelum kita akhir kira-kira kapan bisa kita ambil waktu untuk rapat lanjutan.
Mereka menjawab dua hari kedepannya, jangan lupa anggota OSIM mewakili saja
libatkan mereka dalam rapat berikutnya.
Dua hari
kemudian kami membuat rapat lanjutan, kali ini yang kami bahas adalah tata cara
pelaksanaan dan nama kegiatan. Setelah semua sudah berhadir rapat kami mulai,
saya mengatakan kepada para koordinator dan anggota masing-masing cabang. Dalam
pelaksanaan nanti setiap koordinator dan anggotanya tidak boleh campur tangan
cabang lainnya. Bapak/ibu fokus pada bidang masing-masing dan tidak boleh
mengomentari bidang lain baik kejelekan dan kabaikan cabang lain. Kerjakan
pekerjaan bidang atau cabang masing-masing, insya Allah bapak/ibu pasti bisa. Setelah
kegiatan berlangsung setiap harinya akan kita evaluasi, kekurangan, kelebihan,
dan hambatan yang dialami setiap cabangnya.
Setelah
semua panitia paham yang saya sampaikan, dilanjutkan dengan pemberian nama
kegiatan yang akan dilaksanakan. Kemudian saya lempar lagi ke forum rapat nama
kegiatan, semua anggota rapat saling mengeluarkan pendapatnya masing-masing.
Namun belum ada yang sesuai dan cocok mengenai nama kegiatan tersebut. Di saat
kegalauan anggota rapat, salah seorang siswa mengacungkan tangan seraya berkata
maaf pak apa boleh kami ikut memberikan nama kegiatan kita nantinya pak.
Dipersilakan nak kita semua di sini berhak mengungkapkan argumentasi, solusi,
mengeluarkan pendapat dan lain-lain. Terima kasih pak,kami dari anggota OSIM
mengusulkan nama kegiatan kita yaitu Gots Talents (mencari bakat).
Semua
anggota rapat terbuka wawasan,pengetahuan tentang pencarian bakat. Sehingga
karena ini berkenaan dengan bahasa maka kami memberikan kesempatan kepada guru
bahasa inggris untuk membuat kata yang sesuai dengan pencarian bakat. Akhirnya di
ambil kesimpulan nama kegiatan adalah MTsN One’s Gots Talents di
singkat MOGT. Ini merupakan sebuah nama yang sangat pantas dan bagus untuk
pencarian bakat, sampai sekarang nama tersebut sudah pameliar bagi siswa dan
masyarakat.
Panitia
terus bekerja dengan penuh semangat tanpa lelah baik para guru, pegawai, dan
peserta didik bahu membahu bekerja siang dan malam. Karena waktu untuk
persiapan hanya satu bulan. Mulai dari membuat brosur, alat-alat cerdas cermat,
soal, podium tahfidz, podium tilawah, membagikan brosur undangan ke SD/MI
se-Kabupaten Aceh Barat Daya. Dilanjutkan dengan pembuatan proposal,menbagikan
proposal ke donator yang dianggap bisa membantu kegiatan tersebut. Dan juga
tidak lupa memanggil komite,orang tua wali dari peserta didik untuk
memberitahukan kegiatan tersebut. Alhamdulillah sambutan dari komite dan orang
tua peserta didik sangat antusian dan setuju kegiatan tersebut dilaksanakan.
Karena selama ini belum pernah ada kegiatan mencari bakat di buat oleh
sekolah/madarah lain.
Dukungan
yang diberikan oleh komite, orang tua peserta didik memotivasi kami warga
madrasah untuk berbuat lebih giat semaksimal mungkin dalam mensukseskan kegiatan
MOGT tersebut. Harapan para komite dan orang tua semoga MTsN 1 Aceh Barat Daya
lebih maju kedepannya. Pada kesempatan tersebut juga komite, dan orang tua
mengatakan apa yang bisa kami bantu, dan berapa dana yang dibutuhkan untuk
kegiatan tersebut. Saya mengatakan bahwa yang pertama do’a dari bapak/ibu para
komite dan orang tua yang sangat kami butuhkan. Kedua makan dan kue selama
pelaksanaan kegiatan, ketiga dana yang dibutuhkan kegiatan MOGT Rp.
50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah).
Dengan izin
Allah kami akan membantu madrasah walaupun tidak sampai target yang diinginkan,
nanti kita cari donatur yang bisa membantu kegiatan tersebut. Saya selaku
kepala madrasah minta terima kasih atas dukungan komite, dan orang tua wali
peserta didik. Semoga kegiatan kit aini bermanfaat untuk kemajuan madrasah
kedepannya. Untuk nasi kotak di tanggung oleh orang tua wali sebanyak 1000
kotak, untuk acara pembuakaan, para dewan juri dan acara penutupan. Selebihnya
apabila ada kekurangan akan dipikirkan oleh kepala madrasah kata salah seorang orang
tua peserta didik.
Hari
berganti minggu panitia terus bekerja, terutama bagian kesekretariatan dalam
penerimaan pendaftaran peserta lomba dari SD dan MI. Jumlah SD dan MI yang mendaftar sebanyak 26
sekolah, dengan jumlah peserta 256 orang. Setiap hari panitia terus mengontrol
kesiapan yang sudah dilakukan oleh para koordinator sampai persiapan acara dan
tempat. Setelah semua selesai tinggal menunggu hari H kegiatan tersebut, semua
panitia, koordinator berdebar-debar dan bertanya apa kegiatan kita sukses.
Mereka merasa kecut dan tidak percaya diri, saya tetap memberikan semangat
untuk semua. Kita pasti sukses karena panitia sudah sangat maksimal bekerja
selama ini, yang penting jangan lupa berdo’a dan jalankan sesuai perintah dan
arahan kita pasti bisa.
Tiba hari
yang di tunggu oleh panitia, peserta lomba, dan masyarakat sekitar. Pada hari
pembukaan peserta masing-masing sekolah sudah sampai dengan porsenilnya, para
undangan juga sudah hadir tepat waktu. Suasana terasa ramai, penuh keceriaan
terlihat dari wajah-wajah peserta lomba. Namun hanya panitia yang merasa
was-was takut kegiatan tidak sukses, hampir semua panitia menghela nafas
panjang seraya berdo’a semoga kegiatan ini sukses hendaknya. Acara MOGT di buka
oleh bapak Wakil Bupati Aceh Barat Daya dan juga ketua komite MTsN 1 Aceh Barat
Daya.
Dalam
sambutan dan arahannya beliau mengatakan acara pencarian bakat ini baru MTsN 1
Aceh Barat Daya yang mampu berinovasi dan membuat acara sebesar ini, padahal
masih banyak sekolah di tingkat SMP, SMA yang besar. Namun belum berani berbuat
dan berinovasi seperti yang di lakukan MTsN 1 Aceh Barat Daya. Terima kasih
kepada panitia baik guru, pegawai, dan peserta didik sudah bekerja semaksimal
mungkin untuk kesuksesan acara ini. Terima kasih kepala kepala madrasah yang
sudah berani keluar dari zona aman untuk mencapai MTsN 1 Aceh Barat Daya lebih
maju kedepannya. Saya bangga selaku kepala daerah dan komite MTsN 1 Aceh Barat
Daya, mudah-mudahan ada madrasah atau sekolah lain yang mengikuti jejak MTsN 1
Aceh Barat Daya.
Kesempatan
yang serupa juga dikatakan oleh bapak Kakanmenag Kabupaten Aceh Barat Daya,
bahwa kegiatan seperti harus terus dilanjutkan setiap tahunnya. Karena siswa
SD/MI, SMP/MTs butuh pencapain prestasi, sehingga bakat-bakat terpendam selama
ini akan tersalurkan dengan adanya kegiatan semacam ini. Semoga madrasah lain
bisa seperti MTsN 1 Aceh Barat Daya, dan membuat kegiatan seperti ini per rayon.
Setelah kata sambutan dari kankemenag Abdya
semua undangan, para peserta bertepuk tangan tanda acara ini berhasil dan
sukses adanya. Nampak para panitia ada yang menanggis meneteskan air mata,
terharu, duka, bercampur Bahagia. Hilanglah semua kepenatan, kelelahan selama
satu bulan penuh kerja-kerja terus demi kesuksesan. Kegiatan MOGT ke-1
memperebutkan piala bergilir Bapak Kankemenag Aceh Barat Daya.
Setelah
pembukaan para undangan, dipersilakan untuk mencicipi hidangan ala kadarnya
berupa makan siang bersama, karena sudah waktunya bersantap siang. Panitia
lomba , dewan juri langsung kelapangan dan tempat masing-masing untuk
dilanjutkan perlombaan. Selam empat hari kegiatan tersebut dilaksanakan dari tanggal 15 s.d 18 Januari
2019. Hari-demi hari para dewan juri bekerja sesuai dengan cabang masing-masing
perlombaan, sehingga hari ketiga hasil perlombaan sudah di dapat masing-masing
cabang. Penutupan kegiatan MOGT ke-1 di tutup oleh Bapak Kankemenag Kabupaten
Aceh Barat Daya. Dilanjutkan penentuan para juara, dan juara umum, MOGT ke-1
juara umum di ambil oleh Madrasah Ibtidaiyah Swasta Muhammadiyah (MISM). Mereka
berhak membawa pulang piala bergilir Bapak Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya
selama satu tahun.
Pada tahun
berikutnya yaitu tahun 2020 kegiatan MOGT ke-2 dilaksanakan lagi seperti tahun
sebelumnya, dngan jumlah dana yang dibutuhkan Rp. 98.000.000,- (sembila puluh
delapan juta rupiah), namun dengan peserta lebih banyak lagi dan lebih meriah
dari MOGT ke-1. Karena pesertanya dari tingkat SD/MI, dan SMP/MTs dengan jumlah
peserta hampir 500 orang. MOGT ke-2 juara umum kembali di raih oleh Madrasah
Ibtidaiyah Swasta Muhammadiyah. Kali ini peserta yang terbanyak mereka
tampilkan dengan para peserta yang sangat mempuni. hampir semua cabang
perlombaan mereka raih.
Namun sayangnya
pada tahun 2021 kegiatan MOGT ke-3 tidak bisa dilaksanakan seperti dua tahun
sebelumny. Karena negara dan daerah kita dianjam oleh suatu penyakit yang
sampai hari ini belum berlalu dari hadapan kita. Semua sekolah dan madrasah,
serta para peserta didik sangat rindu diadakan MOGT ke-3, tapi apalah daya
karena keadaan Pandemi Covid-19 belum berakhir dan berlalu dihadapan kita.
Mudahan tahun-tahun depannya MOGT akan tetap terus dilaksanakan, inilah harapan
semua peserta didik dan masyarakat.




c
Erdiwar, Lahir di Suaq Hulu, 31
Desember 1970. Menyelesaikan Pendidikan SDN 1 Samadua di Samadua, menamatkan
SMPN 1 Samadua, dan SMAN 2 Tapaktuan. Lulus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun
1999 Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, melanjutkan S2 di Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh Jurusan Pendidikan IPA tahun 2014. Sejak tahun 2004 s.d 2010 mengajar di MTsN Blangpidie, mengajar
di MTsN Kuala Batee 2010 s.d 2018, menjadi Kepala MTsN 1 Aceh Barat Daya 2018. Tahun 2020 juara
harapan 1 Inovasi Pembelajaran masa darurat covid-19 tingkat provinsi. Penulis
bisa dihubungi 






