Sabtu, 09 Oktober 2021

Kampung Halaman Nan Indah Permai

 


OLEH : ERDIWAR

 

Gunung Kerambil merupakan sebuah Gampong dalam Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Aceh yang berbatasan antara Gampong Sawang Bunga dan berbatasan dengan Gampong Air Berudang. Gunung Kerambil juga berbatasan dengan laut dan dekat dengan pegunung, maka desa ini dinamakan dengan Gunung kerambil. Dulunya banyak pohon kepala yang tumbuh di tepi pantai,

namun setelah adanya pengikisan air laut maka pohon kepala yang dulu banyak tumbuh dipinggir pantai kini sudah berkurang. Saya dilahirkan dari pasangan Bakri dan Saridar, ayah saya bekerja sebagai tukang bangunan, dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Saudara saya berjumlah 5 lima orang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan. Saya Erdiwar adalah anak pertama, Suriandi anak kedua, Erniwati anak ke tiga, Suharti anak ke empat, dan yang paling bungsu bernama Eka Satria.

Gampong Gunung Kerambil terdiri dari tiga dusun mempunyai karakteristik, keunikan atau keindahan masing-masing. Jumlah penduduknya  1.550 orang, dusun satu berjumlah 521, dusun dua berjumlah 510 orang, dan dusun tiga berjumlah 519 orang. Didusun satu terdapat kolam permandian dengan airnya yang sangat jernih dialiri dari air pegunungan yang berbatu. Kemudian ada kolam permandian laki-laki dan perempuan, dikolam pemandian laki-laki dan permpuan disediakan  tempat ibadah, karena setelah mandi masyarakat bisa menunaikan ibadah shalat bila sudah sampai waktunya. Airnya sangat sejuk dan dingin, hampir semua masyarakat dusun satu mandi ditempat permadian tersebut dan tidak tertutup kemungkinan masyarakat luar dusun satu juga suka dan senang mandi dikolam tersebut.

Pekerjaan sehari-hari masyarakat dusun satu beragam pekerjaan, ada sebagai pelaut, pedagang, tukang, petani. Dengan beragamnya pekerjaan ini maka dusun satu saling hormat menghormati satu dengan yang lainnya. Dulu dusun satu ini masyarakatnya hamper semua petani pala, karena waktu perkebunan pala masih berjaya semua masyarakat bertanam pohon pala dan masyarakatnya sangat makmu dan sejahtera. Namun berjalannya waktu mungkin ujian dan cobaan Allah SWT semua pohon pala yang tumbuh rindang semuanya menjadi mati. Sampai sekarang belum tahu apa penyebabnya, ada yang mengatakan pohon pala di makan oleh ulat dari dalam batangnya sehingga cepat sekali menjalar kepucuk daun yang paling atas. Sehingga semua pohon pala yang ada di dusun satu menjadi  mati dan sampai sekarang tidak bisa tumbuh bila ditanam lagi sekarang.

Dusun dua terdapat sebuah rumah sakit Yulidin Away, ini merupakan rumah sakit pemerintah daerah Kabupaten Aceh Selatan. Disinilah tempat berobat masyarakat gampong gunung kerambil, dan masyarakat Kabupaten Aceh Selatan. Namun tidak hanya masyarakat Aceh selatan saja berobat di rumah sakit Yulidin Away ini, tapi juga masyarakat kabupaten lain juga ramai berobat di rumah sakit tersebut. setiap saat di dusun dua sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat baik siang atau malam harinya.

     Lain pula halnya dengan dusun dua yang terletak ditengah-tengah kampung terdapat banyak keunikan dan keindahan, dimana dusun dua terdapat sebuah masjid tua terdapat diatas bukit kecil. Disamping masjid terdapat sebuah kolam permandian dan tempat mengambil wudhu, airnya mengalir dari pegunungan yang sangat sejuk dan dingin. Banyak anak-anak sampai orang dewasa pergi mandi kekolam tersebut. Ditengah kolam terdapat sebuah perahu yang dibuat oleh masyarakat untuk menambah keindahannya.

Masyarakat dusun dua sebagian besar bermata pencarian dari melaut, sebagiannya lagi menjadi petani, mereka rata-rata dipagi harinya pergi kegunung untuk memetik atau membersihkan lahan perkebunan pala. Setelah dhuhur mereka baru pulang dengan membawa hasil kebunnya, hasil kebun  berupa buah pala dijual  pada agen yang sudah menunggu hasil kebun petani tersebut. Hasil penjualan buah pala tersebut akan dijadikan sebagai  pembeli bahan makanan, atau yang lainnya yang dianggap penting, begitulah setiap hari  mereka pergi ke gunung  untuk mencari rezeki untuk kepentingan keluarga.

Bagi yang mata pencahariannya sebagai pelaut mereka pergi melaut setelah shalat subuh dan pulang sekitar pukul 11.00 Wib paling lambat sebelum dhuhur tiba. Dari pukul 10.00 Wib sampai pukul 12.30 Wib pantai di dusun dua tersebut rame dikunjungi oleh masyarakat, yang mencari ikan dan menunggu perahu pulang dari laut. Disana terlihat masyarakat saling berkerumun dan bertukar informasi seputar keadaan laut, sehingga menambah suasana menjadi ceria dan bahagia. Sesampainya perahu ditepi pantai mereka berkejaran membantu pelaut untuk memindahkan perahunya ketempat lebih aman dari ombak. Setelah perahu diletakkan ditempat aman barulah pelaut membuka tempat ikannya, dan disana terjadi tawar menawar ikan yang dibeli oleh masyarakat atau juga ada agen yang mebeli ikan datang dari luar gampong.

Selanjutnya keunikan dan keindahan yang terdapat pada dusun tiga adalah ada sebuah masjid yang terletak dipingir laut malahan kalau dilihat secara dekat masjid ini terletak di tengah laut. Masjid ini bangun menggantikan masjid di dusun dua yang sudah tua dan tidak tempatnya sudah semakin sembit apabila di bangun ulang. Namun masjid di dusun dua tersebut tidak di hancurkan tapi tetap menjadi tempat ibadah baik kaum bapak ataupun kaum ibu. Masjid di dusun tiga tersebut dibangun untuk pengganti masjid yang di dusun dua tersebut supaya masyarakat ketiga dusun dapat ditampung untuk shalat berjamaah. Mata pencarian dusun tiga ini sebagian besar menjadi petani, nelayan, dan tukang, tapi kebanyakan menjadi petani kebun pala.

Gampong Gunung Kerambil ini merupakan gampong yang terletak dipingir kota Tapaktuan Ibu Kota Kabupaten Aceh Selatan, gampong ini sangat indah dan berbagai macam keunikan terdapat didalamnya. Gampong inilah yang tidak bisa saya lupakan walaupun jauh merantau tapi tetap teringat tentang keindahan dan keunikannya. Sesekali saya tetap menyempatkan pulang ke Gampong Gunung Kerambil menjengguk orang tua dan adik-adik serta keluarga lainnya. Saya sekarang merantau di kampung lain yaitu sebuah Desa Meudang Ara Kecamatan Blangpidie  Kabupaten Aceh Barat Daya, memang tidak jauh dari Gampong Gunung Kerambil sekitar satu setengah jam perjalan sudah sampai kegampung tempat saya dilahirkan. Gampong Gunung Kerambil tidak bisa saya lupakan kapanpun dan dimanapun saya berada, tetap menyempatkan diri untuk melihat kampung halaman nan indah permai.

 

Erdiwar, Lahir di Suaq Hulu, 31 Desember 1970. Menyelesaikan Pendidikan SDN 1 Samadua di Samadua, menamatkan SMPN 1 Samadua, dan SMAN 2 Tapaktuan. Lulus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun 1999 Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, melanjutkan S2 di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Jurusan Pendidikan IPA tahun 2014. Sejak tahun 2004  s.d 2010 mengajar di MTsN Blangpidie, mengajar di MTsN Kuala Batee 2010 s.d 2018, menjadi Kepala  MTsN 1 Aceh Barat Daya 2018. Tahun 2020 juara harapan 1 Inovasi Pembelajaran masa darurat covid-19 tingkat provinsi. Penulis bisa dihubungi erdiwaredi@yahoo.co.id atau Hp atau WA 085359024524.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar