OLEH : ERDIWAR
Gunung Kerambil merupakan
sebuah Gampong dalam Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Aceh yang
berbatasan antara Gampong Sawang Bunga dan berbatasan dengan Gampong Air Berudang.
Gunung Kerambil juga berbatasan dengan laut dan dekat dengan pegunung, maka desa
ini dinamakan dengan Gunung kerambil. Dulunya banyak pohon kepala yang tumbuh
di tepi pantai,
namun setelah adanya pengikisan air laut
maka pohon kepala yang dulu banyak tumbuh dipinggir pantai kini sudah
berkurang. Saya dilahirkan dari pasangan Bakri dan Saridar, ayah saya bekerja
sebagai tukang bangunan, dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Saudara saya
berjumlah 5 lima orang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan. Saya Erdiwar
adalah anak pertama, Suriandi anak kedua, Erniwati anak ke tiga, Suharti anak
ke empat, dan yang paling bungsu bernama Eka Satria.
Gampong Gunung Kerambil terdiri dari tiga
dusun mempunyai karakteristik, keunikan atau keindahan masing-masing. Jumlah penduduknya 1.550 orang, dusun satu berjumlah 521, dusun
dua berjumlah 510 orang, dan dusun tiga berjumlah 519 orang. Didusun satu
terdapat kolam permandian dengan airnya yang sangat jernih dialiri dari air
pegunungan yang berbatu. Kemudian ada kolam permandian laki-laki dan perempuan,
dikolam pemandian laki-laki dan permpuan disediakan tempat ibadah, karena setelah mandi
masyarakat bisa menunaikan ibadah shalat bila sudah sampai waktunya. Airnya
sangat sejuk dan dingin, hampir semua masyarakat dusun satu mandi ditempat
permadian tersebut dan tidak tertutup kemungkinan masyarakat luar dusun satu
juga suka dan senang mandi dikolam tersebut.
Pekerjaan sehari-hari masyarakat dusun
satu beragam pekerjaan, ada sebagai pelaut, pedagang, tukang, petani. Dengan
beragamnya pekerjaan ini maka dusun satu saling hormat menghormati satu dengan
yang lainnya. Dulu dusun satu ini masyarakatnya hamper semua petani pala,
karena waktu perkebunan pala masih berjaya semua masyarakat bertanam pohon pala
dan masyarakatnya sangat makmu dan sejahtera. Namun berjalannya waktu mungkin
ujian dan cobaan Allah SWT semua pohon pala yang tumbuh rindang semuanya menjadi
mati. Sampai sekarang belum tahu apa penyebabnya, ada yang mengatakan pohon
pala di makan oleh ulat dari dalam batangnya sehingga cepat sekali menjalar
kepucuk daun yang paling atas. Sehingga semua pohon pala yang ada di dusun satu
menjadi mati dan sampai sekarang tidak
bisa tumbuh bila ditanam lagi sekarang.
Dusun dua terdapat sebuah rumah sakit
Yulidin Away, ini merupakan rumah sakit pemerintah daerah Kabupaten Aceh
Selatan. Disinilah tempat berobat masyarakat gampong gunung kerambil, dan
masyarakat Kabupaten Aceh Selatan. Namun tidak hanya masyarakat Aceh selatan
saja berobat di rumah sakit Yulidin Away ini, tapi juga masyarakat kabupaten
lain juga ramai berobat di rumah sakit tersebut. setiap saat di dusun dua
sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat baik siang atau malam harinya.
Lain pula halnya dengan dusun dua yang
terletak ditengah-tengah kampung terdapat banyak keunikan dan keindahan, dimana
dusun dua terdapat sebuah masjid tua terdapat diatas bukit kecil. Disamping
masjid terdapat sebuah kolam permandian dan tempat mengambil wudhu, airnya
mengalir dari pegunungan yang sangat sejuk dan dingin. Banyak anak-anak sampai
orang dewasa pergi mandi kekolam tersebut. Ditengah kolam terdapat sebuah
perahu yang dibuat oleh masyarakat untuk menambah keindahannya.
Masyarakat dusun dua sebagian besar
bermata pencarian dari melaut, sebagiannya lagi menjadi petani, mereka rata-rata
dipagi harinya pergi kegunung untuk memetik atau membersihkan lahan perkebunan
pala. Setelah dhuhur mereka baru pulang dengan membawa hasil kebunnya, hasil
kebun berupa buah pala dijual pada agen yang sudah menunggu hasil kebun
petani tersebut. Hasil penjualan buah pala tersebut akan dijadikan sebagai pembeli bahan makanan, atau yang lainnya yang
dianggap penting, begitulah setiap hari
mereka pergi ke gunung untuk
mencari rezeki untuk kepentingan keluarga.
Bagi yang mata pencahariannya sebagai
pelaut mereka pergi melaut setelah shalat subuh dan pulang sekitar pukul 11.00
Wib paling lambat sebelum dhuhur tiba. Dari pukul 10.00 Wib sampai pukul 12.30
Wib pantai di dusun dua tersebut rame dikunjungi oleh masyarakat, yang mencari
ikan dan menunggu perahu pulang dari laut. Disana terlihat masyarakat saling
berkerumun dan bertukar informasi seputar keadaan laut, sehingga menambah
suasana menjadi ceria dan bahagia. Sesampainya perahu ditepi pantai mereka
berkejaran membantu pelaut untuk memindahkan perahunya ketempat lebih aman dari
ombak. Setelah perahu diletakkan ditempat aman barulah pelaut membuka tempat
ikannya, dan disana terjadi tawar menawar ikan yang dibeli oleh masyarakat atau
juga ada agen yang mebeli ikan datang dari luar gampong.
Selanjutnya keunikan dan keindahan yang
terdapat pada dusun tiga adalah ada sebuah masjid yang terletak dipingir laut
malahan kalau dilihat secara dekat masjid ini terletak di tengah laut. Masjid
ini bangun menggantikan masjid di dusun dua yang sudah tua dan tidak tempatnya
sudah semakin sembit apabila di bangun ulang. Namun masjid di dusun dua
tersebut tidak di hancurkan tapi tetap menjadi tempat ibadah baik kaum bapak
ataupun kaum ibu. Masjid di dusun tiga tersebut dibangun untuk pengganti masjid
yang di dusun dua tersebut supaya masyarakat ketiga dusun dapat ditampung untuk
shalat berjamaah. Mata pencarian dusun tiga ini sebagian besar menjadi petani,
nelayan, dan tukang, tapi kebanyakan menjadi petani kebun pala.
Gampong Gunung Kerambil ini merupakan
gampong yang terletak dipingir kota Tapaktuan Ibu Kota Kabupaten Aceh Selatan,
gampong ini sangat indah dan berbagai macam keunikan terdapat didalamnya.
Gampong inilah yang tidak bisa saya lupakan walaupun jauh merantau tapi tetap
teringat tentang keindahan dan keunikannya. Sesekali saya tetap menyempatkan
pulang ke Gampong Gunung Kerambil menjengguk orang tua dan adik-adik serta
keluarga lainnya. Saya sekarang merantau di kampung lain yaitu sebuah Desa
Meudang Ara Kecamatan Blangpidie
Kabupaten Aceh Barat Daya, memang tidak jauh dari Gampong Gunung
Kerambil sekitar satu setengah jam perjalan sudah sampai kegampung tempat saya
dilahirkan. Gampong Gunung Kerambil tidak bisa saya lupakan kapanpun dan
dimanapun saya berada, tetap menyempatkan diri untuk melihat kampung halaman
nan indah permai.
Erdiwar, Lahir di Suaq Hulu, 31
Desember 1970. Menyelesaikan Pendidikan SDN 1 Samadua di Samadua, menamatkan
SMPN 1 Samadua, dan SMAN 2 Tapaktuan. Lulus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun
1999 Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, melanjutkan S2 di Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh Jurusan Pendidikan IPA tahun 2014. Sejak tahun 2004 s.d 2010 mengajar di MTsN Blangpidie,
mengajar di MTsN Kuala Batee 2010 s.d 2018, menjadi Kepala MTsN 1 Aceh Barat Daya 2018. Tahun 2020 juara
harapan 1 Inovasi Pembelajaran masa darurat covid-19 tingkat provinsi. Penulis
bisa dihubungi erdiwaredi@yahoo.co.id
atau Hp atau WA 085359024524.







0 komentar:
Posting Komentar